Banner IDwebhost
Banner IDwebhost

Subang di Bawah Bayang Mafia dan Premanisme, FWJ Indonesia Tuntut Keadilan

Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia meminta ketegasan hukum atas aksi premanisme di Subang.

Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia Nyatakan Subang Zona Merah
Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia Nyatakan Subang Zona Merah

REKONFUNEWS.COM, SUBANG || Subang kini terjerat dalam masalah serius yang ditandai dengan maraknya mafia dan premanisme yang mengancam keselamatan, khususnya bagi jurnalis. Dalam sepekan terakhir, dua insiden pengeroyokan jurnalis terjadi, menggugah Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia untuk mengangkat suara mereka dan menuntut keadilan.

 

Insiden pertama terjadi pada tanggal 26 Oktober 2024, saat tim jurnalis dari FWJ Indonesia korwil Tanggerang melintasi wilayah Subang. Mereka berhenti untuk mencari warung kopi, namun mendapati sebuah mobil colt pick up yang dicurigai mengangkut gas ilegal. Ketika mereka menegur sopir mobil tersebut, situasi mendadak menegangkan. “Sopir itu tiba-tiba menginjak gas dan berusaha menabrak kami,” ujar salah satu anggota tim, mengisahkan pengalaman mencekam tersebut.

 

Setelah insiden itu, sebagian tim berusaha mencari bantuan ke Polres Subang. Namun, tak terduga, mereka diserang oleh sekelompok lebih dari 20 orang yang berpakaian serba hitam. “Kami diserang dengan brutal, seolah mereka telah terlatih untuk menyerang dengan cepat dan menghilangkan jejak,” kata salah satu korban yang mengalami luka parah.

BACA JUGA :  Direktur Utama Berita Istana: "Kami Tidak Akan Tinggal Diam!"
5297341988

 

Kejadian kedua yang juga mengejutkan terjadi pada tanggal 31 Oktober 2024. Dalam upaya untuk mengonfirmasi insiden sebelumnya, pengurus FWJ Indonesia kembali diserang. “Kami baru saja duduk dan mengobrol ketika segerombolan preman datang dan mulai mengancam kami,” kenang Rosid, salah satu pengurus yang terlibat dalam insiden itu. Kelompok preman tersebut tidak hanya mengancam, tetapi juga melakukan kekerasan fisik, termasuk memukul anggota dengan bangku warung.

 

Merespons serangan-serangan ini, FWJ Indonesia mengorganisir aksi solidaritas dengan mendatangi Polda Jawa Barat pada hari yang sama. Sekitar 73 orang dari berbagai daerah hadir untuk menunjukkan dukungan kepada para korban dan menuntut tindakan tegas terhadap pelaku. “Kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan hanya masalah kami, tetapi masalah semua jurnalis yang bekerja di wilayah ini,” tegas Ketua FWJ Indonesia DPD Provinsi Jawa Barat, Toni Maulana.

BACA JUGA :  Direktur Utama Berita Istana: "Kami Tidak Akan Tinggal Diam!"

 

Toni juga mengapresiasi kinerja Polda Jabar yang telah menerbitkan laporan kepolisian terkait insiden ini. “Kami berharap semua pelaku, termasuk otak di balik aksi premanisme ini, segera ditangkap dan diadili,” tambahnya.

 

Di sisi lain, DPP FWJ Indonesia, yang dipimpin oleh Mustofa Hadi Karya, berencana mengajukan laporan resmi kepada Mabes Polri dan Mabes TNI terkait insiden yang terjadi. “Kekerasan terhadap jurnalis tidak bisa dibiarkan. Kami akan memperjuangkan hak-hak jurnalis dan memastikan bahwa mereka dapat bekerja dengan aman,” ungkap Mustofa.

 

Situasi di Subang yang kini dikhawatirkan oleh banyak pihak mencerminkan masalah yang lebih besar terkait mafia dan premanisme yang terus mengintai. FWJ Indonesia berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan dan melindungi hak-hak jurnalis. Kekerasan terhadap pers bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga serangan terhadap kebebasan informasi dan demokrasi di Indonesia. Dengan mengangkat isu ini, FWJ Indonesia berharap ada langkah nyata dari pihak berwenang untuk mengatasi situasi yang semakin memburuk di Subang. (*)

BERITA TERBARU YANG DISARANKAN !

Eksplorasi konten lain dari REKONFU NEWS

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

5297341988

Eksplorasi konten lain dari REKONFU NEWS

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca